Saturday, July 11, 2020

Semangat Memperjuangkan Energi Terbarukan bersama Refi Kunaefi

Renewable Energy bersama Refi Kunaefi
Renewable Energy bersama Refi Kunaefi via MAB
Kali ini saya ingin bercerita tentang energi terbarukan.

Salah satu topik yang dihadirkan dalam rangkaian MAB Talks serial lalu adalah berkarir di bidang keteknikan (engineering) utamanya bidang energi. Kebetulan salah satu alumni Beasiswa Pondokan MAB yang merupakan penerima manfaat yang pertama memiliki karir cukup cemerlang di bidang ini. Jadilah berbekal kontak yang ada di smartphone, saya menghubungi untuk menawarkan mengisi pada salah satu sesi MAB Talks.

Namanya Refi Kunaefi, alumni Teknik Mesin angkatan 2004. Kegigihannya dalam bidang energi mengantarkannya menjadi Managing Director di Akuo Energy Indonesia, sebuah perusahaan asal Perancis yang fokus pada pengembangan energi terbarukan dalam hal ini solar energy di Indonesia.

Beberapa tahun lalu sekitar tahun 2012, di sebuah gathering MAB saya sempat mendengar salah seorang alumni MAB yang akan pergi lanjut studi di Perancis. Beberapa tahun kemudian saya baru tersadar beliaulah Bang Refi yang hingga kini masih terus menjaga silaturahimnya dengan Bapak Ibu MAB.

Pertama kali berkomunikasi secara personal dengan Bang Refi sekitar tahun 2015 ketika pada satu kesempatan Bang Refi menawarkan diri ingin sharing dengan adik-adiknya di MAB. Waktu itu belum ada program MAB Talks seperti sekarang ini, pun program yang dijalankan bagi para awardee juga seadanya.

Pada kesempatan itu, Bang Refi sharing ke kami tentang perjalanan hidupnya, dimulai ketika impiannya untuk menjadi taruna gagal, hingga mengantarkannya menjadi mahasiswa Teknik Mesin UI. Pada suatu kesempatan yang lain, ketika akan mengisi profil alumni untuk di post di website MAB secara perlahan saya membaca profil yang Bang Refi kirimkan. Apa yang ia nikmati saat ini adalah buah perjuangannya sejak mahasiswa. Pernah menjadi Ketua IMM sekaligus sebagai lulusan terbaik. Ia pun pernah bekerja di salah satu perusahaan energy yang cukup terkenal Schlumberger, dan mendapat beasiswa penuh dari Total Indonesie.

-----
Minggu, 28 Juni 2020 lalu. Minggu pagi yang produktif. Kebiasaan di rumah aja belakangan ini mungkin membuat lupa bahwa hari minggu tetap harus kita manfaatkan dengan kegiatan produktif. Sharing sesi 2 MAB Talks bersama Bang Refi berlangsung minggu pagi itu. Pantas saja banyak peserta yang masih belum hadir dibandingkan sebelumnya. Sekitar 50an peserta mengikuti sesi 2 MAB Talks pagi itu.

Bang Refi mulai bercerita dengan perkenalan singkat mengenai profil dirinya. Lalu masuk perlahan membicarakan energi terbarukan di Indonesia.

Berikut beberapa slide paparan Bang Refi dengan judul Decentralized Energy Generation (DEG) Solution for Insular Context of Indonesia.

Kondisi Energi di Indonesia
Kondisi Energi di Indonesia via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Masalah energi di Indonesia, dalam hal ini energi listrik bisa dilihat dari kondisi yang ada;
  • Konsumsi energi listrik per kapita yang rendah (sekitar 1000 kWh/tahun), padahal di negara industri seharusnya konsumsi listrik mencapai 3000-10,000 kWh/tahun
  • lebih dari 12 ribu desa belum memiliki akses listrik atau masih terbatas
  • Rasio elektrifikasi di Indonesia bagian timur rendah (50-70%)
  • Keterbatasan dana baik dari APBN maupun PLN sehingga membutuhkan pihak swasta untuk mengambil peran

Perbandingan Energy
Perbandingan Energy via Refi Kunaefi/Akuo Energi
Secara statistik, produksi energi dari bahan bakar fosil terus berkurang.Untuk memenuhi tingkat konsumsi yang terus meningkat diperlukan impor bahan bakar yang berasal dari fossil tersebut seperti minyak mentah, gas alam ataupun batubara.


Komitmen energi terbarukan via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Komitemn pemerintah pada energi terbarukan masih rendah saat ini karena masih didominasi oleh energi dari fossil. Namun, perlahan energi terbarukan mulai bertambah seiring semakin menipisnya cadangan energi dari fossil.


Implementasi Energi Terbarukan di lapangan via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Secara implementasi di lapangan, jumlahnya sangat kecil sekali energi listrik yang bersumber dari energi terbarukan. Potensi energi terbarukan di Indonesia cukup besar dan tidak terpusat pada satu seumber energi saja. Potensi energi terbarukan di Indonesia yang cukup tinggi antara lain solar PV, Biomassa dan Laut, serta hydro, geothermal dan angin.


Tren energi terbarukan di Dunia via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Diperkirakan pada 2050 nanti, energi terbarukan akan memiliki share sekitar 63% hampir sama dengan kondisi saat ini dimana dominasi bahan bakar fossil masih mendominasi.


Tantangan energi terbarukan di Indonesia via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Tantangan yang dihadapi di Indonesia dalam produksi energi listrik antara lain :
  1. Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fossil
  2. Memperbaiki kelemahan dalam jaringan listrik berskala kecil terutama dalam skala pulau kecil
  3. Menghasilakan listrik yang stabil dan bergaransi
  4. Menjaga lahan pertanian, dimana keseimbangan antara ketahanan pangan dan energi menjadi tujuan utama

Agrinergie via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Agrinergi menjadi salah satu inovasi menjawab tantangan untuk menyeimbangan kebutuhan pangan dan energi. Teknik pertanian dengan Permaculture dikombinasikan dengan produksi energi listrik menjadi solusi yang diterapkan.


Aquanergy via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Aquanergy mencoba menjawa tantangan antara kebutuhan pangan dalam hal ini penyediaan protein dari ikan dan produksi energi listrik.


Project Energi Terbarukan via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Salah satu project yang dikerjakan oleh Akuo Energy yang berlokasi di Berau dimana project ini dimiliki oleh BUMDes. Masyarakat yang belum teraliri listrik kini bisa merasakan terang benderangnya desa mereka dialiri listrik ketika malam hari.


Model Bisnis Energi Terbarukan via Refi Kunaefi/Akuo Energy
Bercerita tentang renewable energi atau keinginan untuk berkarir di bidang ini ternyata dibutuhkan multibackground people, tidak hanya mereka yang berasal dari lulusan Teknik terutama Teknik Elektro ataupun Teknik Mesin, tetapi hampir semua bidang berperan serta mengambil peran dalam implementasi sebuah project renewable energy.

-----
Implementasi energi terbarukan memang tidak murah. Namun, ini bukan tentang mahal atau murahnya, melainkan bagaimana tanggung jawab kita terhadap alam lingkungan yang kita tempati ini. Bagaimana kita saksikan sendiri lubang bekas tambang yang berserakan di Kalimantan sana, merugikan masyarakat sekitar hingga menimbulkan korban jiwa. Entah butuh waktu berapa lama untuk kembali pulih seperti sedia kala.

Di akhir sesi, Bang Refi menutup dengan pesan :

"Kita harus memiliki sikap PERSEVERANCE, Bagaimana kita bisa terus memperjuangkan apa yang kita yakini dan tidak mudah menyerah memperjuangkannya..."


Bagi kalian yang saat ini sedang memperjuangkan sesuatu dengan penuh keyakinan dan kesungguhan, tetap semangat ya! Jangan menyerah! Kalian hanya butuh waktu yang tepat hingga kalian bisa memetik hasil dari yang kalian tanam...

Semoga tulisan kali ini bermanfaat ya. (BS)

Thursday, July 9, 2020

Seputar Fase Life after Campus yang Banyak Ditanyakan

Poster MAB Talks Life after Campus
Poster MAB Talks Life after Campus
Fase life after campus itu pasti, bagi yang mengenyam perkuliahan. Bedanya dengan mereka yang tidak kuliah adalah kami menjalani fase ini dengan stereotype di masyarakat sebagai kaum terpelajar.

Banyak yang bilang fase ini sebagai fase kehidupan yang sebenarnya. Meskipun proses yang dijalani setiap orang akan berbeda-beda sejak masa kuliah. Ada yang ketika kuliah sudah memulai untuk menjalani fase life after campus dengan bekerja, membangun usaha bahkan menikah. Tetapi kebanyakan mahasiswa baru mengalami fase life after campus setelah lulus kuliah, karena masa kuliah benar-benar dimanfaatkan untuk belajar.

Di masa pandemi ini, kekhawatiran lulusan 2020 untuk menjalani fase life after campus yang penuh ketidakpastian menjadi semacam keresahan tersendiri. Bagaimana kondisi ke depannya? Apakah mereka bisa survive di kondisi krisis seperti saat ini?

Inilah salah satu dasar yang membuat saya pribadi tergerak untuk menghadirkan sebuah wadah belajar bagi para mahasiswa di tengah pandemi ini. Melalui program MAB Talks, saya mulai mengadakan survey secara cepat topik-topik yang kiranya dibutuhkan sebagai bekal para mahasiswa di tengah kondisi saat ini, terutama dalam persiapan menuju pasca kampus.

Salah satu topik yng diangkat adalah Life after Campus ini. Topik lain akan saya ceritakan terpisah.

-----
Sabtu pagi, tanggal 27 Juni 2020 lalu dengan menghadirkan kedua pembicara yang merupakan alumni dari Beasiswa Pondokan MAB yaitu Saifan Rizaldy (Saifan), alumnus Teknik Perkapalan UI 2012 dan Siti Awaliyatul Fajriyah (Awa), alumnus Arsitektur UI 2012 untuk sharing mengenai fase life after campus yang telah mereka lalui beberapa tahun terakhir.

Berbicara mengenai life after campus, bahasan yang sering kali dibicarakan tak lepas dari seputar :
  1. Pilihan pekerjaan/karir
  2. Pilihan menikah
  3. Pilihan untuk lanjut studi
Kebetulan kedua pembicara ini telah melewati pilihan 1 dan 2 dan telah melewati fase quarter life crisisnya sehingga bisa berbagi cerita tentang apa yang telah mereka lalui.

-----

Dirangkum dari PPT yang disajikan, berikut beberapa paparan yang disampaikan dan menjadi keresahan para peserta.


Skill apa yang dibutuhkan seorang freshgraduate dalam memulai karir di dunia profesional?
  1. Basic knowledge
  2. Software skill
  3. Sertifikasi yang sesuai
  4. Communication skill
  5. Management skill
  6. Critical thinking
  7. Bahasa inggris (minimal)

Persiapan apa saja yang bisa dilakukan semasa menjadi mahasiswa?
  1. Perbanyak jejaring, terutama pada komunitas profesi
  2. Mengikuti training, internship, dan social volunteering
  3. Perbanyak baca buku
  4. Mendalami hobbi yang menghasilkan uang
  5. Memahami standard yang umum digunakan dalam lingkup engineering

Profesi yang tidak sesuai dengan jurusan semasa kuliah, is it okay?
  1. Depend on the situation
  2. Pilih profesi yang sesuai kemampuan dan passion anda
  3. Setiap bidang profesi memiliki “barrier to entry” yang harus dilewati
  4. Evaluasi dengan plan jangka panjang kita di awal
  5. Menjadi idealis dan realistis pada waktu yang tepat

Setelah lulus S1, apakah lanjut untuk S2, Kerja, Bisnis?
  1. Up to your priority and your life plan
  2. Tidak ada rumus baku
  3. Bukan suatu hal yang harus dilakukan secara linier / berurutan
  4. Need rational reason behind every single decision you make
  5. Melanjutkan S2 karena sulit mendapatkan pekerjaan, it's not good idea!

Perlukah membuat life plan?
  • Life plan itu penting untuk jadi acuan, terutama dalam mempersiapkan diri
  • Harus disadari bahwa hidup menyuguhkan banyak pilihan, setiap pilihan memiliki konsekuensi terhadap pilihan berikutnya.
  • Memulailah dari akhir!
  • Ketika realisasinya meleset, tetap harus menerima dan evaluasi sebaik mungkin

Bagaimana menghadapi orang tua yang selalu menanyakan ketika anaknya masih belum mendapat pekerjaan?

Orang tua selalu mendoakan dan menginginkan anaknya untuk bahagia
Samakan “bahasa” kita dengan “bahasa” orang tua


Pernah tidak merasa belum siap masuk dunia kerja karena belum memiliki kompetensi yang mumpuni?
  1. Cepat belajar
  2. Cepat adaptasi
  3. Jangan rendah diri

Bagaimana cara menyusun strategi/planning karir?
  1. Temukan pola karir
  2. Temukan best practice
  3. Temukan mentor

Bagaimana menghadapi ketakutan terhadap kehidupan pasca kampus?
  • “Tiba sebelum berangkat”. Visualisasikan kehidupan yang mungkin akan kita hadapi ke depan
  • Banyak cari referensi, sharing dengan “senior”
  • Persiapkan diri.

Baimana cara freshgraduate yang tidak memiliki pengalaman organisasi dalam menghadapi dunia kerja?
  • Apa poin plus dari seseorang yang memiliki pengalaman organisasi?
  • Manajemen waktu? manajemen emosi? Cara berpikir?
  • Skil-skil itu bisa diperoleh dengan cara lain di kepan sehari-hari

Habis kuliah nganggur?
  • Harus ada yang dibenahi.
  • Kalau ngga mau nganggur, berarti perlu ada perencanaan sejak sebelum lulus.
  • Merintis usaha ≠ nganggur
  • Belajar untuk S2 ≠ nganggur
  • upgrade skill ≠ nganggur
-----

“So be patient with gracious patience.” (Al Ma'arij : 5)


Itulah bahasan selama sesi 1 MAB Talks dengan tema Life after Campus berlangsung. Diskusi pagi itu memberikan banyak pelajaran sekaligus refleksi diri mengenai fase Life after Campus yang sedang saya jalani. Apalagi di pagi itu, Pak Dion dan Bu Tin sebagai orang tua di MAB pun turut memberikan wejangannya. Beberapa catatan yang perlu dihighlight antara lain :

Setiap fase yang kita jalani, kita harus menyiapkan kesabaran dalam menjalaninya.


Allah mau taruh kita dimanapun, harus kita lakukan dengan penuh passion dan kemampuan terbaik kita


Jangan terburu-buru dalam menentukan keputusan.


Fase life after campus itu panjang, diperlukan continuity, bukan hanya letupan energi sesaat untuk mencapai sesuatu. Pertahankan tubuh kita untuk terus berjuang dengan idealism dan cita-cita luhur yang dibekali kesabaran.


Harus selalu optimis dan punya kreatifitas. Harus punya daya lenting yang tinggi agar tidak mudah menyerah!


Peserta MAB Talks Life after Campus
Sesi 1 MAB Talks Life after Campus


Semoga tulisan kali ini bisa diambil manfaatnya sebagai kebaikan ya. Terima kasih untuk partisipasinya didiskusi kali ini. (BS)
Connect