Sebuat Catatan Perjalanan : Merawat Semangat Kemerdekaan di Negeri Tetangga Indonesia
Hari
itu, Minggu, 17 Agustus 2014. Tepat setahun lalu dari hari ini. Kegiatan
diliburkan, tidak seperti kemarin yang penuh dengan program. Pagi-pagi aku
sudah bersiap, berkoordinasi dengan rekan-rekan Indonesia-ku. Persiapan singkat
semalam semoga cukup untuk mempersembahkan semangat perjuangan dalam meraih
kemerdekaan bangsa kami, meski kami di sini hanya sebagai tamu.
Hari
itu aku sedang berada di Universiti Kebangsaan Malaysia, Malaysia untuk
mengikuti sebuah program kepemudaan di tingkat ASEAN. Posisiku dalam program
tersebut sebagai mentor tamu untuk mempresentasikan project yang kujalani.
Hanya sepuluh hari aku akan bergabung. Namun, rasanya seperti kembali lagi mengikuti
program yang kujalani setahun sebelumnya di 2013 (Baca : We Proud to Be Indonesian!)
aku (kanan) dan Gayuh (kiri) sebagai pengibar bendera |
Pagi
itu, setelah siap dengan semua persiapan yang relatif singkat, kami memanggil
teman-teman ASEAN kami. Ada 10 anak muda terpilih yang mengikuti program ini.
Namun, pagi itu kebanyakan dari mereka masih terlelap di dalam kamar. Maka,
pagi itu kami lakukan upacara bendera secara sederhana, tanpa tiang bendera
diiringi lagu kebangsaan kami, Indonesia Raya. Aku, Gayuh dan Rahma bertindak
sebagai pasukan pengibar bendera, sedangkan lainnya sebagai tim paduan suara.
Teman-teman
ASEAN-ku khidmat mengikuti upacara singkat kami, meski terkadang mereka asyik
mengabadikan prosesi yang sungguh langka tersebut. Sepanjang aku mengikuti
program tersebut di bulan Agustus tahun sebelumnya, ada beberapa hari kemerdekaan
yang kami lalui selain Indonesia seperti Malaysia, Vietnam dan Myanmar. Mungkin
Bulan Agustus sungguh special untuk dijadikan sebagai hari perjuangan bagi
bangsa yang merdeka.
Teman-teman Indonesia |
…..
Usai
upacara bendera, kami mengadakan perlombaan ala Indonesia. Perlombaan memang
tak pernah bisa dipisahkan dari hari kemerdekaan bangsa kami. Perlombaan
sebagai analogi semangat perjuangan para
pahlawan dalam mengusir penjajah. Maka di hari itu, kami mengadakan perlombaan
dengan peserta teman-teman kami dari negara ASEAN.
Perlombaan
pertama yaitu Makan Kerupuk.
Berbeda
dari biasanya, perlombaan makan kerupuk kali ini kami mengikatkan beberapa
kerupuk dalam satu tali. Kerupuk tersebut dihabiskan secara berkelompok. Kami meminta
teman-teman ASEAN kami untuk membentuk kelompok terdiri dari 4 orang.
Teman-teman dari Malaysia, Vietnam, dan Thailand sedang mengikuti lomba makan kerupuk |
Terlepas
dari rasa kerupuk yang mungkin asing di lidah sebagian dari kami, perlombaan
ini cukup seru dan mengasyikkan. Keceriaan menyelimuti kami pagi itu.
Perlombaan
kedua : memasukkan pensil ke dalam botol dikombinasikan dengan jalan balon
Ide ini
terlintas begitu saja di kepala kami. Kembali keceriaan menemani perayaan kami,
meskipun terbilang cukup sederhana.
Perlombaan
ketiga : Mummy
Kami
mengkombinasikan perlombaan yang ada dengan trend yang berkembang. Maka, kami
memilih mengadakan perlombaan untuk membuat mummy, meskipun dalam hati aku
menyatakan tak setuju karena banyak membuang tisu. Aku terpaksa ikut
teman-teman.
Membuat Mummy |
Perlombaan
keempat : The Longest – The Best
Aku melihat
perlombaan ini sebagai perlombaan yang paling konyol. Bagaimana tidak, mereka
melakukan cara apapun untuk menghasilkan sesuatu yang paling panjang. Kulihat di
lapangan berjejer beragam kartu : KTM, KTP, dll.
Membuat the Longest... |
Aku
merasa bahagia melihat keceriaan teman-teman. Meskipun hari itu adalah bangsa
kami yang sebenarnya berbahagia merayakan kemerdekaan. Kami disini merayakan
bersama-sama teman ASEAN. Kami berbeda-beda negara, namun tak ada perbedaan
yang mampu mengekang senyum keceriaan kebersamaan kami. Dan di program ini,
sama seperti tahun sebelumnya, kami coba menghadirkan yang terbaik untuk
bangsa. Mencoba mempersembahkan yang terbaik untuk negeri tercinta. Inilah semangat
kemerdekaan yang kami coba rawat, meskipun jauh dan tidak berada di negeri
tercinta, tetapi Indonesia tetap di hati kami.
Tags : Features Note To My Self Pemuda Relawan Teknik Lingkungan Untuk Indonesia
Post a Comment