Tuesday, April 18, 2017

Catatan Perjalanan Ke Pekanbaru : Tips Menginap di Bandara Soekarno-Hatta!

Melanjutkan cerita ketinggalan pesawat ketika ke Pekanbaru, kali ini saya ingin menceritakan pengalaman menginap di Bandara Soekarno-Hatta, lebih tepatnya di terminal 1C.

Ini kali pertama saya menginap di Bandara, eh, mungkin kali kedua. Pertama kali sewaktu ke Jayapura, sempat transit di Bandara Makassar hingga tengah malam lantaran pesawat ke Jayapura baru berangkat sekitar pukul 02.00 dini hari. Namun, saat itu ada teman yang menemani perjalanan. Sayangnya, di perjalanan kali ini saya sendiri.
Sebelum memutuskan untuk bermalam di Bandara karena mengejar pesawat pertama ke Pekanbaru yang berangkat 05.25 WIB, saya mencari-cari informasi di dunia maya terkait pengalaman orang-orang yang sudah pernah menginap di Bandara. Mungkin ada spot-spot tertentu yang membuat istirahat kita lebih nyaman.

Sayangnya, sangat sedikit informasi mengenai bermalam di Bandara Soekarno-Hatta. Beda dengan pengalaman orang-orang yang bermalam di Bandara-bandara luar negeri seperti Changi. Bahkan, di Changi disediakan area khusus berupa sleeping seat dimana kita bisa merebahkan tubuh kita dengan tenang dan nyaman untuk beristirahat sejenak. Barang-barang yang kita bawa pun aman tanpa ada kekhawatiran.

Bagaimana dengan di Jakarta? Yang saya baca dari beberapa blog, kelihatannya kog menyeramkan ya. Apalagi di terminal 1C yang minim fasilitas. Kabarnya kalau di terminal 1A ada Red Corner, mushola yang juga nyaman. Meskipun saling terhubung antara terminal 1A, 1B hingga 1C, tetapi jarak tempuh untuk melewati ketiga section tersebut lumayan melelahkan. Akhirnya, saya putuskan saja untuk tetap stay di terminal 1C.

Ketika datang, saya mulai memetakan lokasi strategis tempat-tempat umum seperti toilet dan mushola. Karena belum makan malam, saya mencari tempat untuk beristirahat sejenak sembari makan malam. KFC terletak di sisi parkiran terminal 1C. Mushola juga terletak di sisi seberang dari terminal kedatangan 1C, dekat dengan loket Damri.

Waving Gallery di sepanjang lobby bandara menjadi daya tarik tersendiri. Sayangnya, kebanyakan outlet tutup pada pukul 10.00. Beberapa buka hingga 24 jam. Sebelum menentukan dimana saya akan beristirahat, saya membeli U C1000 agar kondisi lebih fit saat bangun nanti, juga Rotiboy buat jaga-jaga saat lapar nanti.

Beberapa kali saya bolak-balik memutari waving gallery, saya menemukan spot yang kosong. Mungkin, kondisi saat itu memang sedang mendukung. Suasana Bandara Soekarno Hatta sedang tidak begitu padat. Banyak kursi-kursi yang kosong. Akhirnya saya memutuskan untuk merebahkan tubuh di sebuah kursi panjang dekat ATM BCA terminal 1C.

Sayangnya, sepanjang malam rombongan pemuda dari papua berisik sekali mengganggu kenyamanan tidur saya. Meskipun merasa sangat terganggu, namun saya tetap memaksakan menutup mata agar bisa beristirahat. Tas bawaan yang berisi laptop saya peluk takut hilang. Maklumlah, ini Jakarta, Bung!

Pukul 03.00 WIB saya terbangun. Tubuh lumayan teristirahatkan. Saya bersiap membersihkan diri di toilet untuk kemudian check in.

Saat check ini, pintu masuk di terminal keberangkatan ramai. Sebagian orang mungkin juga sedang mengejar penerbangan pagi ke tujuannya masing-masing.

Waktu keberangkatan pesawatku 05.25 WIB, pukul 04.55 mulai boarding. Waktu subuh 04.40 WIB. Ada waktu sekitar 15 menit untuk melaksanakan Sholat Subuh. Di ruang tunggu Bandara Soekarno-Hatta, mushola biasanya terletak di sisi bawah, dekat dengan toilet. Kita hanya perlu menuruni tangga yang ada di ruang tunggu.

Dari pengalaman di atas, apa saja yang perlu dipersiapkan bagi Anda yang ingin bermalam di Bandara? Berikut beberapa poin yang menjadi catatan saya berdasarkan pengalamn pribadi.
  1. Mencari informasi mengenai pengalaman orang-orang yang pernah menginap di Bandara sebelumnya, lebih spesifik sesuai dengan terminal yang kita tuju. Bandara Soekarno Hatta cukup besar sehingga pengalaman menginap yang dirasakan pun berbeda-beda dikarenakan banyaknya terminal, berbeda dengan bandara lainnya yang areanya cukup bisa kita jangkau secara keseluruhan.
  2. Kuatkan tekad jika memang harus menginap di Bandara. Kalau memang memungkinkan untuk berangkat lebih pagi dari rumah akan lebih baik, maskipun menimbulkan kekhawatiran juga.
  3. Saat tiba di bandara, mulai mapping tempat-tempat umum yang mungkin kita perlukan seperti toilet, mushola, ATM (jika perlu mengambil uang) atau outlet yang buka 24 jam serta spot kita untuk tidur.
  4. Menjelang pukul 11.00 malam, biasanya kebanyakan outlet sudah tutup. Kita bisa mulai menempati spot kursi untuk beristirahat. Jika kondisi tidak padat, kita bahkan bisa merebahkan tubuh kita di kursi panjang yang tersedia di sepanjang lobby bandara. Jika padat, mungkin banyak yang bersandar di depan outlet yang tutup atau minimal bisa memejamkan mata sembari tiduran.
  5. Selalu waspada atas barang-barang yang kita bawa. Karena kita tidak pernah tahu bagaimana keamanan di Bandara, terutama di Indonesia. Meskipun security siaga 24 jam, kehilangan barang bawaan menjadi tanggung jawab kita sepenuhnya.
  6. Persiapkan minum ataupun snack untuk berjaga saat haus atau lapar. Biasanya begadang membuat sistem tubuh terus bekerja sehingga terasa sangat lapar dibandingkan biasanya.
  7. Segera check in saat counter check in telah dibuka. Kita bisa melanjutkan istirahat di ruang tunggu dengan barang bawaan yang lebih sedikit sembari menunggu pesawat boarding. Biasanya jam 03.00 counter check in sudah dibuka untuk penerbangan pagi.
  8. Penerbangan ke daerah Indonesia timur biasanya tengah malam hingga dini hari. Sepanjang itu, mungkin kita akan sering mendengar pengumuman mengenai penerbangan kesana yang cukup mengganggu kita.
Itulah pengalaman saya saat merasakan bermalam di Bandara Soekarno-Hatta terminal 1C beberapa waktu lalu. Apakah kamu pernah merasakan pengalaman yang sama?

(Bambang Sutrisno)

Tags :

bm
Created by: Bambang Sutrisno

Lelaki biasa penggiat lingkungan dan kepemudaan. Sedang menumbuhkan arti proses, konsistensi, dan kebermanfaatan dalam hidupnya.

2 komentar:

Connect