Delapan Tahun, Awal dari Semua Pembelajaran
“Cara terbaik untuk melahirkan leaders baru adalah dengan mmeberikan kepercayaan bahwa mereka mampu menjadi leaders”
Desember
ini, genap delapan tahun Teens Go Green sebagai sebuah komunitas muda dalam pengembangan
green leaders. Ada rasa bangga,
takjub dan juga haru ketika menoleh ke belakang atas semua pencapaian yang
pernah diraih. Delapan tahun lalu, awal dari semua pembelajaran yang kini masih
terus berlanjut.
Juni
lalu, saat menghadiri silaturahim buka puasa bersama dengan komunitas ini mulai
mencetuskan ide untuk mulai membenahi struktur yang ada. Sayangnya, beberapa
bulan terlewati tanpa hasil. Bahkan, tim transisi yang bertugas melakukan
proses transisi kepengurusan pun tak beranjak, diam di tempat, meski
berkali-kali didorong sekuat tenaga. Alhasil, tim tersebut bubar.
Sebagai
leader, saya terus belajar untuk
tidak hanya berhenti. Ada tanggung jawab tertinggal di diri ketika komunitas
ini diam di tempat atau mati suri. Akhir oktober lalu, ketika sedang
menginisiasi sebuah program baru kembali memunculkan ide untuk menghidupkan
kembali komunitas ini, bukan menghidupkan mungkin lebih mendinamiskan tepatnya.
Terlebih, salah satu pihak yang akan mensupport kegiatan selama 2016 memaksa
untuk mengirimkan program kerja dan RAB tahun 2016 segera. Di dalam grup,
perdebatan pun tak dapat dihindari karena memang banyak yang tidak mengerti
bahwa selain struktur yang perlu dibenahi, urusan pendanaan menjadi hal yang
juga sensitif.
Delapan
tahun memang memberikan banyak pembelajaran dan itu dirasa cukup. Lagu Tulus ‘Sewindu’
seperti menjadi soundtrack yang setia
menemani dimanapun berada. Menjelang batas deadline
pendaftaran Presiden Teens Go Green, satu orang calon mengirimkan pesan pribadi
bahwa ia tidak jadi mencalonkan diri. Ada rasa kecewa. Apakah komunitas ini
akan berhenti sampai disini?
Menjelang
pertengahan November lalu saat di Bandung sempat menanyakan kepada seorang
teman yang juga memegang puncak kepemimpinan di sebuah organisasi pemuda
tentang bagaimana proses pemilihan ketua di organisasinya. Ia menjelaskan
detailnya. Dari situ mendapat sedikit semangat bahwa TGG masih ada harapan.
Perpanjangan untuk pendaftaran calon Presiden TGG pun dilakukan. Menjelang
batas yang ditentukan, belum juga ada calon tambahan. Hingga di detik-detik terakhir,
akhirnya genaplah calon Presiden TGG mendatang. Mungkin merekalah memang
orang-orang terbaik yang pantas melanjutkan estafet kepemimpinan di organisasi
ini.
*****
Beragam
cerita pernah menghiasi kebersamaan yang terajut di TGG. Delapan tahun bukan
waktu yang sebentar untuk sebuah komunitas muda tmbuh dan berkembang. Jika dulu
kami masih meraba arah gerakan kami, melihat kiri-kanan saat kami akan
melangkah dan bahkan butuh ada yang menuntun, kini kami siap untuk melangkah
sendiri.
Sabtu
lalu, 12 Desember 2015, saya memimpin proses musyawarah besar Teens Go Green
2015. Prosesi pemilihan raya yang lumayan berkesan akhirnya menemui akhirnya.
Sebelumnya, kami mengadakan eksplorasi online kandidat via grup whatsapp. Antusiasme
teman-teman sangat luar biasa dalam eksplorasi online tersebut. Jumat malam
kemarin, Eksplorasi Kandidat secara langsung pun digelar. Banyak pertanyaan
yang menggambarkan betapa pedulinya para anggota TGG untuk mengamanahkan
estafet kepemimpinan kepada kedua kandidat. Seperti tak ingin mengulang kembali
kesalahan sebelumnya.
Musyawarah
besar Teens Go Green menjadi keputusan tertinggi dalam organisasi ini. Ini
adalah musyawarah anggota. Dalam penentuan presiden Teens Go Green, setiap
angkatan sebelumnya melakukan FGD untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan
masing-masing kandidat. Setelah itu, ditunjuk satu orang delegasi tiap angkatan
yang akan mewakili suara angkatannya. Tiap delegasi ini kemudian bermusyawarah
untuk menentukan siapa presiden TGG yang terpilih.
Proses
ini agak alot mungkin. Sebagai senior, saya hanya membantu mengarahkan jalannya
diskusi, memberikan study case yang relevan dengan kondisi TGG saat ini jika
diperlukan. Musyawarah ini menggunakan beberapa kriteria pilar kepemimpinan
yang diadopsi dari forum Indonesia muda degan beberapa tambahan yang
disesuaikan dengan TGG.
Setelah
selama kurang lebih empat jam, akhirnya kami mantap menentukan siapa yang akan
menjadi presiden TGG 2016-2017.
*****
Menjadi
presiden TGG sebenarnya hanya sebuah jabatan. Hal terpenting adalah bagaimana
kontribusi dan tanggung jawab kita. Dulu, di awal kepengurusan, meski bukan
sebagai presiden TGG, saya bersyukur karena disitu saya mendapatkan kesempatan
untuk belajar banyak hal. Dan menyerahkan kepemimpinan TGG kepada dua orang
kandidat yang berani mendaftarkan diri menjadi presiden TGG adalah hal yang
tepat. Mereka lah orang-orang terbaik yang siap melanjutkan organisasi ini.
Sabtu
malam itu, dengan prosesi sederhana di acara malam keakraban di Aula 4D Gelanggang
Samudera Ancol, saya bersama teman-teman tim Musyawarah besar Teens Go Green
2015 mengumumkan Presiden Teens Go Green Indonesia terpilih. Entah kenapa
terasa dag-dig-dug. Prosesi ini bisa jadi adalah bentuk kepercayaan kami kepada
mereka, pemimpin yang kelak memimpin organisasi ini dimasa mendatang.
Maka,
dengan khidmat disaksikan oleh semua peserta yang hadir dan juga teman-teman
dari komunitas Green Taruna dan BSD Adventure saya mulai bersuara, “ Saudara M.
Akbar sebagai Presiden Teens Go Green Indonesia dan Saudara Arif Hermantor
sebagai Wakil Presiden Teens Go Green Indonesia.” Setelahnya, ada beberapa
rekomendasi dari tim musyawarah yang perlu diambil perhatian oleh presiden dan
wakil presiden terpilih.
Itulah
akhir dari delapan tahun kebersamaan di organisasi ini. Estafet kepemimpinan
telah bergulir. Saatnya melanjutkan langkah lebih jauh untuk berkontribusi di
tempat lain untuk kemajuan bangsa. Kami mungkin hanya sekelompok anak muda yan
punya semangat dan visi sama untuk melakukan perubahan dari yang kami yakini,
meskipun belum besar. Kami akan terus melangkah. Kami akan terus berbuat.
Selasa,
15 Desember 2015
Rumah
Inspirasi MAB
Post a Comment